Rabu, 10 April 2013

bahasa vdan logika


BAHASA DAN LOGIKA
Sebagai makhluk berakal budi, manusia tidak bisa lepas dari kegiatan berpikir. Dalam keadaan sendiri manusia berpikir tentang apa yang akan dibicarakan atau dikerjakan besok atau kelak ketika bertemu seseorang atau kelak ketika datang situasi kondisi tertentu. Ketika bertemu dengan manusia, ia terus berpikir dan mengkomunikasikan hasil pikirannya. Bahkan bisa jadi kedua belah pihak saling diam, tetapi dalam benaknya tetap saja berpikir atau berkata-kata.
Sebagai alat berpikir, bahasa tidak lepas dari logika atau penalaran. Logika atau penalaran merupakan proses berpikir yang berusaha menghubungkan evidensi-evidensi menuju suaturangkaian, inferensi atau simpulan yang mengandung nilai kebenaran. Baik tidaknya atau benar tidaknya suatu ekspresi bahasa salah satunya terletak pada kesesuaiannya dengan nilai-nilai kebenaran berdasarkan akal sehat, hukum sebab-akibat, fakta-fakta, atau hukum alam.

Logika
Logika ialah ilmu berpikir yang tepat, logika sekedar menunjukkan adanya kekeliruan didalam rantai proses pemikiran sehingga kekeliruan itu dapat dielakkan, maka hakekat dari logika dapat pula disebut sebagai teknik berpikir.

Bahasa
Bahasa merupakan alat dari proses pemikiran atau alat dari logika. Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama.  Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.              Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau perlambang.
1.      Harimurti Kridalaksana (1985:12) Menyatakan bahwa bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk komunikasi oleh kelompok manusia.
2.      Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2001:88) Bahasa adalah sistem bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
3.      Finoechiaro (1964:8) Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.
4.      Carol (1961:10) Bahasa merupakan sistem bunyi atau urutan bunyi vokal yang terstruktur yang digunakan atau dapat digunakan dalam komunikasi internasional oleh kelompok manusia dan secara lengkap digunakan untuk mengungkapkan sesuatu, peristiwa, dan proses yang terdapat di sekitar manusia.
5.      Plato : Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut
6.      Ferdinand de Saussure ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain
7.      Wittgenstein : bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis

Hubungan Bahasa dan Logika
Di sini menjadi jelas bahwa ada hubungan yang erat antara pemikiran dan bahasa. Maka benar pula bahwa berpikir dengan jelas dan tepat menuntut pemakaian bahasa yang tepat. Kekacauan dalam penggunaan bahasa sering menunjukkan kekacauan dalam pemikiran. Sebaliknya, pemakaian bahasa yang tepat dan sangat menolong kita untuk berpikir dengan “lurus”.
Dapat dijelaskan bahwa hasil yang diperoleh dari mempergunakan suatu teknik (logika), akan tergantung dari baik-buruknya alat bahasa yang digunakan.
Penggunaan bahasa sebagai alat logika harus memperhatikan perbedaan antara bahasa sebagai alat logika dan bahasa sebagai alat kesusasteraan. Kita ambil contoh dari pernyataan “Lukisan itu tidak jelek”, maka yang saya maksud lukisan itu belum dapat dikatakan indah, atau saya bermaksud lukisan itu belum dapat dikatakan indah, namun saya tidak berani untuk mengatakan bahwa lukisan itu jelek. Logika hanya dapat memperhitungkan penilaian-penilaian yang isinya dirumuskan secara seksama, tanpa suatu nilai perasaan.
Penggunaan bahasa sebagai alat dari logika masih memiliki kekurangan. Contohnya puisi yang diubah ke dalam bentuk prosa. Puisi tadi akan kehilangan nilai puisi-nya, pikiran yang tadi muncul didalam puisi dengan indahnya tidak lagi menghantarkan maknanya kepada si pembaca. Hakekat kesusastraan berada di atas hubungan dan batas-batas logika, bahkan keindahana dalam puisi bertentangan syarat-syarat logika.
Begitu pula terjadi didalam peribahasa, perumpamaan-perumpamaan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari mungkin dapat dimengerti seperti “bintang lapangan”, “kupu-kupu malam”. Syarat-syarat logika dalam pembentukan peribahasa diabaikan didalam susunan kata –katanya dan isinya.
Bahasa sebagai alat logika memiliki kekurangan–kekurangan, karena sebagaian besar bahasa berkembang dan dipengaruhi oleh proses berpikir secara pre-logis (tidak logis) seperti simbolisme didalam mitologi.
Jadi,bahasa memiliki dua fungsi yang dilihat dari segi perkembangannya. Bahasa lebih mudah digunakan pada kesusastraan daripada sebagai alat pemikiran ilmiah umumnya khususnya pada logika.
Bahasa memiliki peran yang sangat esensial dalam konteks logika dan berilmu. Ia sangat membantu, namun secara bersamaan juga dapat sangat mencelakakan, yaitu jika penggunaannya tidak tepat. Kegiatan berilmu akan mati bila terjadi kekeliruan penerapan bahasa di antara para penggiatnya. Ini karena bahasa bagi manusia merupakan pernyataan pikiran atau perasaan yang paling komunikatif. Gerak tubuh dan mimik muka dapat menginformasikan sesuatu, namun sangat terbatas penerapannya.

Bahasa juga penting dalam pembentukan penalaran ilmiah, karena penalaran ilmiah mempelajari bagaimana caranya menyusun uraian yang tepat dan sesuai dengan pembuktian-pembuktian secara benar dan jelas. Untuk kelompok tertentu, agar komunikasi di antara mereka lebih efisien dan efektif, mereka menciptakan bahasa tersendiri. Mereka menciptakan dan menyepakati kata-kata, baik kata yang diambil dari kata-kata yang sudah ada dalam kehidupan sehari-hari, atau secara sengaja membuat kata-kata yang baru sama sekali.
Logika sangat terkait dengan konsep bahasa. Di sisi sebaliknya, setiap bahasa memiliki logikanya sendiri. Bahasa yang disusun oleh sekelompok masyarakat mengandung kekhasan dimana berbagai kultur – dalam arti luas – menjadi basis pembentukan bahasa tersebut. Inilah salah satu point yang harus dipertimbangkan misalnya dalam proses penerjemahan satu pemikiran dari satu bahasa ke bahasa lain.
Menurut Irving Copi, bukan berarti seseorang dengan sendirinya mampu menalar atau berpikir secara tepat hanya dengan mempelajari logika, meskipun ia sudah memiliki pengetahuan mengenai metode dan prinsip berpikir. Dalam logika dibutuhkan pengetahuan serta keterampilan. Pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir harus dimiliki bila seseorang ingin melatih kemampuannya dalam berpikir. Sebaliknya pula, seseorang hanya bisa mengembangkan keterampilan berpikirnya bila sudah menguasai metode-metode dan prinsip-prinsip berfikir.
Tanpa bahasa manusia tidak mampu berfikir. Bahkan ketika masih ”dalam kepalanya”, sebelum diucapkan sekalipun, manusia sudah menggunakan bahasa. Ada tiga fungsi bahasa yang utama yaitu untuk mengkomunikasikan, mengekspresikan perasanaan, dan membangkitkan atau mencegah perilaku tertentu. Adakalanya ketiga fungsi ini dapat dijalankan sekaligus, namun dapat juga terpisah, atau dua di antaranya. Dalam dunia ilmiah, harus dihindari berbagai kesalahan (atau kesesatan), dimana berbahasa secara tepat dan tidak emotif menjadi salah satu pedoman yang harus dipatuhi. Hanya dengan bahasa yang netral, maka informasi yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.
Penetapan Definisi untuk Mengurangi Kekeliruan Berpikir (fallacy)
Tanpa sadar kita sering melakukan kekeliruan dalam proses berfikir. Faktor bahasa dapat menjadi satu sumber kekeliruan. Makna kata yang jamak dan kesalahan penempatan kata dalam sebuah kalimat, menyebabkan makna kalimat bersangkutan menjadi bercabang atau membingungkan (ambiguity).
Dalam bukunya ini, Irving Copi menyebutkan ada 13 bentuk kesesatan relevansi. Kesesatan ini timbul apabila seseorang menarik kesimpulan yang tidak relevan dengan premis yang ada. Dari sisi logika dapat dikatakan, kesimpulan yang ditarik tidak merupakan implikasi dari premisnya. Jadi, tidak ada sama sekali hubungan logis antara premis dan kesimpulannya.
Kekeliruan juga terjadi karena berbagai sebab lain. Misalnya kekeliruan argumentum ad hominem yang terjadi bila seseorang berusaha untuk menerima atau menolak suatu gagasan bukan berdasarkan faktor penalaran yang terkandung dalam gagasan tersebut, melainkan berdasarkan alasan yang berhubungan dengan pribadi dari orang yang melontarkan gagasan (’argument directed to the man’). Contoh lain adalah kekeliruan argumentum ad populum yaitu penalaran yang diajukan untuk meyakinkan para pendengar dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat atau orang banyak (”to the people).
Definisi merupakan langkah pertama untuk menghindari kekeliruan, terutama kekeliruan yang disebabkan oleh faktor bahasa. Pada hakekatnya, definisi merupakan komponen dari ilmu pengetahuan yang merumuskan dengan singkat dan tepat tentang sesuatu objek. Definisi yang disusun dan disepakati menjadi alat dan prasyarat untuk berfikir dengan logis. Definisi bertugas menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Definisi terdiri atas dua bagian, yaitu definiendum (kata yang didefinisikan) dan definiens (sejumlah kata yang menjelaskan batasannya).

Menurut Copi, ada lima tujuan orang membuat definisi, yaitu:
1.    Menambah perbendaharaan kata. Alasannya adalah karena pada hakekatnya bahasa merupakan suatu instrumen yang rumit dan terus berkembang, padahal perannya sangat esensial. Dalam konteks ini, sangat mungkin satu kata akan berkembang mempunyai arti baru atau suatu kejadian akan menimbulkan suatu istilah baru. Istilah baru dibutuhkan untuk satu fenomena baru misalnya. Hal ini memperkaya perbendaharaan bahasa.
2.    Menghilangkan kerancuan atau ambiguitas. Tujuan ini sangat penting karena dengan menggunakan kata-kata yang rancu, maka argumen yang dihasilkan juga menjadi rancu.
3.     Memperjelas arti suatu kata. Dengan menetapkan definisi, setidaknya sementara, kita menjadi tidak ragu lagi dalam menggunakan kata yang bersangkutan. Hal ini lebih menjamin efektivitas berkomunikasi, dimana argumen yang diproduksi akan lebih tepat dan benar (secara logika).
4.    Menjelaskan secara teoritis. Definisi ini merupakan jenis definisi yang khusus dibuat untuk menjelaskan teori yang didapat dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Penjelasannya tidak semata menarasikan, tapi lebih berteori.
5.    Mempengaruhi tingkah laku. Adakalanya definisi juga dibuat untuk mempengaruhi pikiran, perbuatan atau mengendalikan emosi seseorang. Kembali kepada tiga fungsi bahasa di bagian awal bukunya Copi, disini bahasa lebih untuk fungsi ekspresif dibandingkan fungsi informatif.

PENGERTIAN DAN TERM

Arti Pengertian dan Term
Pengertian adalah gambaran dari sesuatu yang ada dalam pikiran kita yang dapat dilihat oleh akal kita. Pengertian juga disebut juga sebagai ” konsep terhadap sesuatu”. Sedangkan term adalah ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau beberapa kata.
Misal : Istilah “biologi” yang terbentuk dari dua suku kata yaitu “bios” dan “logos”. Ide atau konsep yang terkandung dalam dua rangkaian kata itu disebut sebagai pengertian atau apa yang dimaksud dengan istilah “biologi”. Sedangkan istilah “biologi” itu adalah term.
Kata “manusia”, dalam gambaran kita bila orang menyebut “manusia”, telah tergambar dalam akal budi tentang apa yang ditunjukkan dengan kata”manusia” itu. Gambaran inilah yang disebut sebagai pengertian, sedangkan kata “manusia” yang merupakan ekspresi dari dari pengertian itu disebit dengan term.
Jadi ekspresi pengertian dalam bentuk kata atau beberapa kata disebut term.
Term sebagai ungkapan pengertian, jika terdiri dari satu kata atau satu istilah maka term dikatakan sebagai term sederhana atau term simpel, seperti manusia , gajah, negara, dan lainnya. Dan jika terdiri dari beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks, misal : reaktor atom, sejarah kontemporer, sejarah ekonomi, dan sebagainya. Term komposit ini walaupun masing-masing bagian mempunyai pengertian sendiri-sendiri, tetapi jika digabungkan hanya menjadi satu pengertian.
Kata atau istilah yang untuk mengungkapkan pengertian juga sebagai simbol dari pengertian. Term berarti kata suatu kesatuan kata-kata yang dapat dipergunakan sebagai subyek atau prediket logika. Term (kata) yang tak mungkin digunakan dalam logika bukanlah merupakan sebuah term, meskipun setiap term itu terdiri dari kata-kata. Dengan demikian dapat dikatakan juga term adalah simbol atau kesatuan beberapa simbol yang dapat untuk menyatakan suatu pengertian. Kata sebagai simbol yang dapat untuk menyatakan suatu pengertian dibedakan atas menjadi dua macam yaitu kata kategorimatis dan kata sinkategorimatisKata kategorimatis ialah kata yang dapat mengungkapkan sepenuhnya suatu pengertian yang berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain, meliputi: nama diri, kata sifat, istilah yang mengandung pengertian umum. Kata sinkategorimatis ialah kata yang tidak adapat mengungkapkan suatu pengertian yang berdiri sendiri jika tidak dibantu oleh kata lain, misalnya kata: adalah, jika, semua, maka, dan sebagainya.

KONOTASI DAN DENOTASI
Setelah mengerti dengan pengertian term, selanjutnya yang penting diketahui adalah konotasi dan denotasi. Konotasi dengan istilah lain berarti intensi atau isi, sedangkan denotasi dengan istilah lainnya berarti ekstensi atau lingkungan. Konotasi dan denotasi term ini merupakan hal mutlak untuk penalaran.

Konotasi
Konotasi adalah keseluruhan arti yang dimaksudkan oleh suatu term. Yang dimaksudkan dengan keseluruhan arti adalah kesatuan antara unsur dasar dengan sifat pembeda yang bersama-sama membentuk suatu pengertian. Jadi, jika ingin menguraikan konotasi suatu term tidak jarang harus menggunakan banyak kata. Dengan menggunakan bahasa yang mudah dapat dinyatakan bahwa konotasi tidak lain adalah isi atau apa yang termuat dalam suatu term, misal term”manusia:
·         Konotasi term manusia adalah “hewan yang berakal budi” atau secara terurai dapat dirumuskan “substansi (unsur dasar) yang berbadan, berkembang, berperasa dan berakal (sifat-sifat pembeda)”.
·         Konotasi term ”demokrasi” adalah suatu bentuk pemerintahan (sebagai unsur dasar atau jenis) yang berdasarkan atas tuntutan dari rakyat yang dipertimbangkan oleh rakyat untuk kepentingan rakyat (sebagai sifat pembeda).
·         Konotasi kata term “hukum” adalah peraturan (sebagai unsure dasar atau jenisnya) yang bersifat memaksa (sebgai sifat pembeda atau pemisahnya) Di sini jelas bahwa konotasi term adalah suatu definisi. Tetapi tidak semua definisi adalah konotasi term., hal ini akan dibahas pada bab definisi.

Denotasi
Setiap term mempunyai denotasi atau lingkungan. Denotasi adalah keseluruhan hal yang ditunjuk oleh term, atau dengan kata lain keseluruhan hal sejauh mana term itu dapat diterapkan. Contoh diatas tadi meliputi “manusia”, “demokrasi”, “hukum”, denotasinya sebagai berikut:
·         Denotasi term “manusia” yang didefinisikan sebagai hewan berakal , dapat diterapkana pada bangsa Indonesia, bangsa Cina, bangsa Yahudi.
·         Denoatasi term ”demokarasi” ynag telah didefinisikan, dapat diterapkan sebagai demokrasi Indonesia, demokarasi Amerika.
·         Denotasi term ”hukum” yang telah didefinisikan, dapat diterapkan pada hukum pidana, hukum perdata, hukum positif, dan dalam bentuk hukum lainnya.
Denotasi term ini menunjukkan suatu himpunana, karena sejumlah hal-hal yang ditunjukkan itu menjadi suatu kesatuan denag ciri-ciri tertentu. Atau, dengan adanya sifat-sifat yang diuraikan oleh konotasi (isi term) maka dapatlah dihimpun beberapa hal tertentu
Hubungan Konotasi dan Denotasi
Kalau denotasi diartikan luas cakupannya dari suatu term, sedangkan konotasi berarti isi yang dikandung term itu. Antara denotasi dengan konotasi mempunyai kaitan yang erat, sebab keduanya saling ketergantungan. Jika konotasi bertambah maka denotasi berkurang, dan sebaliknya. .Untuk itu digunakan dalam kaedah seperti berikut ini:
1. Jika denotasi bertambah, konotasi berkurang
2. Jika denotasi berkurang, konotasi bertambah
3. Jika konotasi bertambah, denotasi berkurang
4. Jika konotasi bertambah, denotasi berkurang.
Contoh : term “demokrasi”, jika hanya kata demokrasi saja, maka denotasinya yang dapat dicakupnya sangat luas, baik demokrasi Amerika Serikat, demokrasi di Uni Sovyet, dan demokrasi yang ada di Indonesia. Tetapi bila ditambah dengan ciri pembeda dengan kata “pancasila”, dalam arti “demokrasi pancasila”, maka hanya dapat diterapkan dalam diterapkan di negara yang berdasarkan “pancasila” saja, yaitu negara Indonesia saja.
Contoh lain misalnya term “negara”. Jika penggunaan term ”negara” ini sebagai konotasinya adalah “organisasi masyarakat dalam suatau wilayah yang bertujuan kesejahteraan umum dan tunduk pada satu pemerintahan pusat”, maka denotasinya ialah semua negara-negara yang ada di dunia sejak dahulu hingga sekarang, Jika pada konotasi term “negara” ini ditambahkan dengan “tunduk pada satu pemerintahan pusat yang dipilih oleh rakyat”, maka penambahan ini ini akn melahirkan pengertian baru yaitu “negara demokrasi”. Dengan demikian denotasinya tidak memasukkan negara-negara totaliter dan negara-negara absolut dan bentuk-bentuk lainnya.

JENIS-JENIS TERM
Pembagian term menurut konotasi
·         Term konkrit artinya suatu term yang menunjukkan suatu benda yang mempunyai kualitas dan eksistensi, seperti meja, rumah, dan radio.
·         Term abstrak yaitu term yang menyatakan kualitas atau kualitas yang terlepas dari eksistensi tertentu, misalnya putih, merah dan kekuatan, kepahlawanan.
Pembagian term menurut denotasi
·         Term umum yaitu dapat mencakup setiap anggota suatu klas dengan arti yang sama, misalnya: mahasiswa, buku, warga, dan lain-lain. Kemungkinan pemakaian term umum bagi benda-benda yang terbatas jumlahnya dalam suatu klas tergantung pada kenyataan bahwa benda-benda ini memilki sifat umum. Term Umum masih dibagi menjadi :
1.      Universal: Sifat umum yang berlaku di dalamnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu, misal orang , manusia, mahasiswa.
2.      Kolektif : Sifat umum yang berlaku di dalamnya menunjukkan pada suatu kelompok tertentu sebagaian kesatuan, misalnya : rakyat Indonesia, bangsa Cina, Mahasiswa UGM.
3.      Term Khusus : yaitu hanya menunjukan sebagian dari keseluruhan sekurang-kurangnya satu bagian atau satu hal. term khusus juga dibedakan yaitu :
4.      Partikuler : Sifat khusus yang berlaku di dalamnya hanya menunjukan sebagian tidak tertentu dari suatau keseluruhan, misalnya: sebagian manusia, sebagian mahasisiwa, sebagian hewan yang dapat hidup di air.
5.      Singular : sifat khusus yang berlaku di dalamnya hanya menunjukkan pada satu hal atau satu himpunan yang mempunyai hanya satu anggota, misalnya: presiden pertama RI, dosen logika FIB.

Pembagian Term menurut kandungan makna.
·         Makna penuh yaitu bila makna suatu term itu betul-betul sepenuhnya arti yang yang dikandungnya. Seperti: “Saya membeli rumah”, pengertian rumah di sini betul-betul rumah dalam arti yang sebenarnya bukan sebagian dari rumah.
·         Makna kandungan yaitu bila dengan term itu yang dimaksud hanya sebagian dari term yang dinyatakan. Seperti : “Saya sedang memompa sepeda”, maka yang dipompa adalah ban sepeda, bukan sepeda.
·         Makna lazim yaitu bila term itu yang dimaksud sama sekali dikeluarkannya, tetapi lazim mengikuti trem yang disebut. Seperti: “Tadi pagi saya memasak di rumah”, maksudnya ialah memasak di dapur, sebab dapur adalah bagian dari rumah.

Pembagian term menurut kategori

1.      Substansi, suatu zat dasar yang diliki oleh suatu yang dapat berdiri sendiri; manusia, singa, pohon, bunga adalah semua pengertian yang dinyatakan secara gramatikal.
2.      Kuantitas, jumlah atas sekian banyak diri atau pun satu diri yang memiliki besaran atau ukuran/memiliki nilai dan satuan; besar, kecil, panjang, lebar, dalam, dan sejenisnya.
3.      Kualitas, sifat perwujudan sebagai ciri atau tanda pengenal; putih, panas, dingin, bagus, baik, dan sejenisnya.
4.      Relation (hubungan), hubungan dengan berbagai hal lain; mirip, sama, majikan, hamba, guru, murid, dan sejenisnya.
5.      Aksi (tindakan), tindakan yang mempengaruhi dalam perbuatan; membangun, mengajar, melahirkan, dan sejenisnya.
6.      Passi, kesan yang dipengaruhi dari perbuatan; dibangun, diajar, dilahirkan, dan sejenisnya
7.      Ruang, tempat yang menyertai di mana sesuatu itu ada; di sini, di situ, di rumah, di kamar, dan sejenisnya.
8.      Waktu, tempo yang menyertai kapan sesuatu itu ada; sekarang, kemarin, besok, bulan depan, dan sebagainya.
9.      Posisi, kedudukan sesuatau itu berada dalam suatu tempat; duduk berdiri, berlutut, dan sebagainya.
10.  Keadaan, kepunyaan khusus yang menyertai kedudukan; bersenjata, berpakaian, dan sebagainya.











































Daftar pustaka :
http://sejarawan.wordpress.com/2007/10/05/situs-sangiran/ diakses pada tanggal 9 bulan april tahun 2013 jam 14.00
http://khaidar212.blogspot.com/2011/12/konsep-penggunaan-bahasa-dan-logika.html  diakses pada tanggal 9 bulan april tahun 2013 jam 14.15

http://jeremiasjena.wordpress.com/2009/11/22/logika-dan-bahasa/ diakses pada tanggal 9 bulan april tahun 2013 jam 14.35

http://fdhly.wordpress.com/2011/03/16/bahasa-dan-logika-dalam-komunikasi/ diakses pada tanggal 9 bulan april tahun 2013 jam 14.50

http://irfanyusup.blogspot.com/2012/05/mata-kuliah-dasar-logika-bahasa-dan.html  diakses pada tanggal 9 bulan april tahun 2013 jam 15.15

http://kuliahsosiologi.blogspot.com/2011/03/fungsi-bahasa-dalam-logika.html  diakses pada tanggal 9 bulan april tahun 2013 jam 15.14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar