Senin, 12 Agustus 2013

hasil penelitian untuk tugas akhir semester mata kuliah logika

Pemanfaatan permainan monopoli untuk pembelajaran siswa Sekolah Dasar


Disusun Oleh :
Denny Prabowo (1215121105)


Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2013




Bab I
Pendahuluan
Permainan tradisional sangatlah populer sebelum teknologi masuk ke Indonesia. Dahulu, anak-anak bermain dengan menggunakan alat yang seadanya. Namun kini, mereka sudah bermain dengan permainan-permainan berbasis teknologi yang berasal dari luar negeri dan mulai meninggalkan mainan tradisional. Seiring dengan perubahan zaman, permainan tradisional perlahan-lahan mulai terlupakan oleh anak-anak Indonesia. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali belum mengenal permainan tradisional.
Monopoli bukan merupakan permainan tradisional dari dalam negri, tapi permainan ini banyak dikenal oleh anak anak sejak lama. Monopoli mungkin sebenarnya mengadopsi permainan yang semula diciptakan oleh Elizabeth Magie, The Landlord's Game, pada tahun 1904 yang ditujukan untuk memvisualisasikan bagaimana para tuan tanah memperkaya dirinya. Seiring berkembangnya waktu, monopoli mulai diadopsi oleh berbagai negara di dunia namun penjualannya belum meluas. Di Amerika sendiri monopoli baru diperkenalkan pada tahun 1910 oleh The Economic Game Company dan di Inggris pada tahun 1913 oleh The Newbie Game Company dengan nama Brer Fox an' Brer Rabbit. Pada tahun 1935, barulah monopoli dipatenkan dan dipasarkan secara meluas oleh Parker Brothers, yang didaulat sebagai ‘Bapak Monopoli’ dunia.



Identifikasi masalah
Media pendidikan dapat berupa buku-buku di perpustakaan, laboratorium, LCD, komputer dan lain sebagainya. Pada umumnya, sekolah masih kurang memiliki media tersebut, baik dalam jumlah maupun kualitas. Lengkapnya media pendidikan merupakan kondisi belajar yang baik. Hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya media pendidikan menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik. Justru disinilah timbul masalah “bagaimana mengelola media pendidikan sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik.”
Media pendidikan dalam proses belajar adalah sesuatu hal yang masih jarang digunakan dalam proses pembelajaran sekolah dasar. Barang-barang tersebut dibeli dengan uang pemerintah dan uang masyarakat. Maksud pembelian tersebut adalah untuk mempermudah siswa belajar. Dengan tersedianya media pendidikan berarti menuntut guru dan siswa dalam menggunakannya. Sebenarnya media yang digunakan tidak harus mahal, bisa menggunanakn media sederhana tapi efektif dalam pemanfaatannya. Peran guru dalam penggunaan media diantaranya adalah mengorganisasikan belajar siswa sesuai dengan sarana dan prasarana secara tepat guna dan memanfaatkan media untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Namun sepertinya 2 hal ini belum banyak diterapkan oleh guru guru sekolah dasar di indonesia.



Pembatasan masalah
Masa anak anak adalah masa dimana mereka mencari pengalaman, bermain, dan memeiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Untuk itu dalam proses pembelajaran diperlukan adanya media pembelajaran yang dapat mencakup 3 hal terebut. Dalam hal ini penggunaan monopoli sebagai media pembelejaran siswa SD (Sekolah Dasar) saya rasa akan mencakup 3 hal tersebut. Monopoli memang bukan media pembelajaran yang mahal namun jika digunakan secara efektif dan tepat guna pasti akan memiliki efek positif yang besar.



Perumusan masalah
Dari identifikasi dan pembatasan masalah diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1.      Karakteristik peserta didik sekolah dasar?
2.      Pemanfaatan media dalam lingkungan sekolah dasar?
3.      Penggunaan permainan monopoli dan manfaatnya bagi siswa sekolah dasar?



Bab II
Pembahasan
A.     Karakteristik Peserta Didik
Dalam psikologi perkembangan, siswa sekolah dasar termasuk ke dalam masa kanak-kanak akhir yaitu usia 6-12 tahun, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelektual mereka. Pada masa ini juga seorang anak sudah mulai merasa siap untuk menerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan menerima serta menyelesaikan tuntutan itu. Selain itu, seorang anak juga sudah mulai mandi dan tidak terlalu bergantung lagi dengan orang tua mereka. Kondisi inilah yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah.
1.      Ciri-ciri Perkembangan  Masa kanak-kanak Akhir
·           Disebut segabai usia tidak rapih karena mereka cenderung tidak memperdulikan atau ceroboh dalam penampilan
·           Usia bertengkar karena sering terjadi pertengkaran dengan teman-temannya latau  dengan anggota keluarga.
·           Masa menyulitkan karena anak-anak lebih menuruti teman-temannya daripada orang tuanya
·           Usia sekolah dasar, karena pada saat ini, seorang anak sudah mulai masuk sekolah dasar
·           Perhatian utama hidup anak pada masa ini tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok
·           Anak-anak ingin menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku lainnya
Perkembangan motorik anak pada masa ini menjadi lebih halus dan terkoordinasi dengan baik. Anak laki-laki pada masa ini juga biasanya lebih cekatan dibangding anak perempuan dalam hal perkembangan motorik kasarnya. Pada saat anak memasuki usia sekolah dasar juga mereka mulai memperoleh kendali yang lebih besar atas tubuhnya, seperti dapat duduk atau berdiri dengan waktu yang cukup lama. Anak-anak juga mulai mamapu memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, dan cepat, untuk menghasilkan karya kerajinan yang bermutu atau memainkan instrumen musik. Dalam hal ini, biasanya anak perempuan lebih menguasai keterampilan ini dibanding anak laki-laki.
Selain itu terdapat juga perkembangan kognitif, Perkembangan kognitif pada masa ini sudah lebih logis dan tidak egosentris lagi seperti saat masa anak-anak awal, seperti sudah mampu berpikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi dengan baik. Seorang anak juga sudah mulai mampu memperlihatkan kemajuan dalam konsep waktu dan jarak walaupun pemahaman mereka mengenai angka masih terbatas. Kemampuan tata bahasa anak pada masa ini juga meningkat, mereka sudah mulai dapat menguasai lebih dari 2 bahasa dan sudah dapat diajarkan membaca dan menulis.
Sedangkan Menurut Partini S (1995) ciri-ciri khas anak SD kelas rendah (I-III) usia antara 6 sampai dengan 9 tahun adalah:
  1. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah 
  2. Suka memuji diri sendiri 
  3. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu, sesuatu dianggap tidak penting 
  4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, kalau menguntungkan dirinya 
  5. Suka meremehkan orang lain.
Sedangkan ciri-ciri khas siswa SD kelas tinggi (IV-VI) usia 9-12 tahun adalah:
  1. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari 
  2. Ingin tahu, ingin belajar, realistis 
  3. Timbul minat kepada pelajaran- pelajaran khusus 
  4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar di sekolah 
  5. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama, dan mererka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
Bagi sebagian siswa sekolah dasar, pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang cukup membosankan, apalagi jika melihat ciri perkembangan diatas, bahwa anak usia sekolah dasar menurut partini S (1995) yaitu Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu, sesuatu itu dianggap tidak penting. Jika proses pembelajaran matematika yang seperti ini terus dibiarkan, maka secara otomatis anak tidak akan menyukai pelajaran matematika sejak awal. Padahal matematika merupakan mata pelajaran yang cukup penting.
Erikson mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar tertarik terhadap pencapaian hasil belajar. Mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat mereka dalam belajar.
Sedangkan menurut Darmodjo (1992) anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama. Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam kelompok.



Selain dari itu karakteristik yang dimiliki oleh anak tingkat SD  antara lain:
1.      Senang bermain,
2.      Senang bergerak
3.      Senang bekerja dalam kelompok
4.      Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung.
5.      Anak cengeng
6.      Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
7.      Senang diperhatikan
8.      Senang meniru

B.      Manfaatan Media di Sekolah Dasar
Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran yang lebih optimal. Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
Pemanfaatan media pembelejaran yang menyenangkan di sekolah dasar di Indonesia masih sangat rendah, khususnya didaerah pedesaan. Guru guru sekolah dasar masih terfokus menggunakan buku teks pelajaran sebagai acuan dalam pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran lebih bersifat individual dan kontekstual yang menyebabkan siswa tidak memiliki pengalaman secara langsung atau simulasi dari pengalaman yang sebenarnya dari apa yang mereka pelajari dan kurang berinteraksi dengan teman temannya, padahal menurut Darmodjo (1992) karakterististik siswa sekolah dasar diantaranya adalah senang bekerja dalam kelompok sehingga selain siswa belajar ia juga dapat membangun komunikasi yang baik dengan teman sebayanya, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung, namun tetap dengan bimbingan seorang guru.
Manfaat Media Pembelajaran
Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka
fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara
guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien.
Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:
1.      Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.
2.      Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
3.      Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan media akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
4.      Efisiensi dalam waktu dan tenaga dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
5.      Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
6.      Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
7.      Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8.      Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain (edu-articles.com, 2010).

C.      Pemanfaatan Permainan Monopoli Untuk Siswa Sekolah Dasar
Permainan Monopoli
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa sejarah singkat permainan monopoli dimulai sejak  permainan yang semula diciptakan oleh Elizabeth Magie, The Landlord's Game, pada tahun 1904 yang ditujukan untuk memvisualisasikan bagaimana para tuan tanah memperkaya dirinya. Seiring berkembangnya waktu, monopoli mulai diadopsi oleh berbagai negara di dunia namun penjualannya belum meluas. Di Amerika sendiri monopoli baru diperkenalkan pada tahun 1910 oleh The Economic Game Company dan di Inggris pada tahun 1913 oleh The Newbie Game Company dengan nama Brer Fox an' Brer Rabbit. Pada tahun 1935, barulah monopoli dipatenkan dan dipasarkan secara meluas oleh Parker Brothers, yang didaulat sebagai ‘Bapak Monopoli’ dunia.
contoh permainan monopoli:


Monopoli terdiri dari beberapa property diantaranya:
1.       Bidak
Bidak ini difungsikan untuk mewakili pemain. Dalam kotak Monopili biasanya tersedia sepuluh bidak yang bentuknya bermacam-macam.
2.      Dadu 
Dadu yang dibutuhkan berjumlah dua dengan enam sisi.
3.      Papan permainan
Papan permainan Monopoli terdiri dari petak-petak diantaranya:
-          22 tempat, dibagi menjadi 8 kelompok berwarna dengan masing-masing dua atau tiga tempat. Seorang pemain harus menguasai satu kelompok warna sebelum ia boleh membeli rumah atau hotel.
-          4 stasiun kereta. Pemain memperoleh sewa lebih tinggi bila ia memiliki lebih dari satu stasiun. Tapi di atas stasiun tidak boleh dibangun rumah atau hotel.
-          2 perusahaan, yaitu perusahaan listrik dan perusahaan air. Pemain memperoleh sewa lebih tinggi bila ia memiliki keduanya. Rumah dan hotel tidak boleh dibangun di atas perusahaan.
-          Petak-petak Dana Umum dan Kesempatan. Pemain yang mendarat di atas petak ini harus mengambil satu kartu dan menjalankan perintah di atasnya.
4.      Uang-uangan Monopoli
500 = 2 lembar
100 = 4 lembar
50 = 1 lembar
20 = 1 lembar
10 = 2 lembar
5 = 1 lembar
1 = 5 lembar
5.      32 rumah dan 12 hotel dari kayu atau plastik. Rumah biasanya berwarna hijau sedangkan hotel berwarna merah.
6.      Kartu-kartu Dana Umum dan Kesempatan.

CARA BERMAIN
1.       Siapkan papan permainan, bidak, dadu, uang dan kartu monopoli.
2.      Bagi uang monopoli sesuai dengan ketentuan permainan.
3.       Tempatkan kartu Dana Umum dan Kesempatan di kotak yang telah disediakan.
4.      Tempatkan bidak pemain di kotak Star.
5.      Kocok pemain pertama, kedua, ketiga, dst.
6.      Lempar dadu dan langkahkan bidak sesuai dengan angka dadu ayng didapatkan. Lakukan secara bergantian.
7.      Pemain dapat membeli petak sesuai dengan harga yang tertera pada papan.
8.      Pemain yang bidaknya menginjak petak pemain lain harus membayar pajak/harga sewa sesuai dengan harga yang ditentukan. 
9.       Cara bermain secara lengkap dan detil biasanya tertera pada dus permainan. 

Penerapan dan manfaatnya
Penerapan permainan monopoli dalam pembelajaran sangat mudah, pada pelajaran matematika guru bisa menggunakan permainan monopoli ini untuk membuat situasi pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga pelajaran matematika yang menjadi momok menakutkan bagis siswa sekolah dasar berubah mmenjadi menyenangkan. Pada awal penerapanya sebaiknya guru menjelaskan aturan main monopoli ini, agar siswa memiliki gambaran jelas tentangpermainan ini, dan agar siswa sekolah dasar yang belum mengenal permainan ini, bisa menjadi paham.
Bentuk siswa menjadi beberapa kelompok, idealnya 1 kelompok terdiri dari 4 orang. Biarkan anak anak bermain, berpikir dan berkomunikasi dengan teman sebayanya. Ketika siswa sedang bermain monopoli guru tetap melalukan bimbingan dan pengawasan. Buat peserta didik nyaman dengan permainan yang sedang berlangsung.
Permainan monopoli memiliki beberapa manfaat bagi siswa sekolah dasar, yaitu:
1.      Bisa belajar tentang uang
Bermain monopoly pada anak tentunya bisa membantu anak untuk mengenal dan belajar menghitung uang, berapa uang yang harus dikeluarkan untuk membeli baik membeli tanah, membeli rumah, hotel pada permainan tersebut sehingga siswa dituntun untuk bisa berhitung. Selain itu, anak juga sekaligus dapat belajar menghitung karena permainan ini sarat dengan ilmu ekonomi sederhana.
2.      Belajar Memanage Uang
Dalam permainan ini siswa dituntut untuk mampu memanage uang dengan baik, sehingga ketika mengalami kerugian atau kebangkrutan. siswa bisa belajar bagamiana meminimalisir hutang. Karena semakin banyak hutang, tidak mampu membayar dan bangkrut tentunya akan kalah. Dengat begitu secara tidak langsung siswa juga diajarkan untuk berhemat dengan uang yang dia punya.
3.      Belajar membangun komunikasi
Pada saat siswa bermain monopoli ia juga akan belajar untuk membangun komunikasi dengan teman sebayanya, karena melalui komunikasi yang berlangsung saat bermain, akan ada proses bertukar ilmu dan bertukar pendapat, selain itu ada siswa yang memiliki karakteristik lebih nyaman belajar dengan teman sebaya.
4.      Belajar menentukan tujuan dan strategi berpikir
Seperti permainan lainnya, Monopoly memiliki tujuan yang jelas. Bagi kebanyakan orang, tujuannya bisa membuat pemain lain bangkrut atau memenangkan permainan. Setelah menentukan tujuan, baru Anda bisa membuat rencana untuk menjalankannya. Seperti halnya hidup, siswa juga harus mengetahui rencana keuangannya di masa yang akan datang. Jika tak memiliki rencana, kemungkinanakan kesusahan mengatur keuangan di waktu mendatang. Selain itu juga kemampuan menentukan tujuan dan strategi berpikir juga dapat membantu siswa pada saat memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, SMP (sekolah menengah pertama) misalnya.
Permainan monopoli ini tidak berdiri sendiri, maksudnya perlu ada tindakan pendukung untuk mensukseskan penyampaian pembelajaran kepada siswa, evaluasi atau pemberian soal soal kepada siswa perlu dilakukan setelah permainan, tujuannya agar guru dapat mengetahui sejauh mana peningkatan atau daya serap siswa melalui permainan tersebut, selain itu sebelum permainan perlu ada sosialisasi kepada siswa tentang tujuan permainan ini, agar siswa akan lebih serius dalam melakukan permainan monopoli ini untuk pembelajaran.



Bab III
Kesimpulan dan Saran
            Kesimpulan
Media dalam pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan tersebut juga didukung oleh kemampuan guru sebagai tenaga pengajar untuk memanfaatkan media yang ada untuk dimasukkan kedalam pembelajaran. Media yang digunakan tidak harus media yang rumit dan berbiaya mahal, media sederhana, ataupun media yang dibuat dari barang barang yang sudah tidak terpakai juga dapat digunakan, selama digunakan dengan tepat.
Permainan monopoli cukup banyak memiliki manfaat seperti yang sudah saya jelaskan diatas, tidak hanya sebatas permainan mengocok dadu, monopoli juga bisa diterapkan dalam pembelajaran untuk siswasekolah dasar khususnya. Karena anak-anak bisa belajar sambil bermain, sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar yang masih senang bermain untuk mencari pengalamannya sendiri.



Saran
Untuk menghindari kejenuhan yang sering melanda siswa ketika akan menghadapi mata pelajaran matematika, permainan monopoli ini cukup efektif digunakan, dibanding harus belajar hanya terfokus pada satu sumber atau media yang digunakan. Tidak menutup kemungkinan jika permainan monopoli ini diterapkan dalam pembelajaran siswa sekolah dasar maka akan mengubah pemikiran yang menyeramkan tentang matematika menjadi lebih menyenangkan. Tidak bisa diterapkan pada mata pelajaran matematika permainan monopoli juga bisa diterapkan pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dengan sedikit memodifikasi permainan monopoli menjadi sebuah miniatur kehidupan yang akan mereka jalani. Selain itu juga bisa digunakan untuk melatih pengembangan diri siswa sekolah dasar dalam hal menentukn tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar