Pemanfaatan permainan monopoli untuk pembelajaran
siswa Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
Denny Prabowo (1215121105)
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2013
Bab I
Pendahuluan
Permainan
tradisional sangatlah populer sebelum teknologi masuk ke
Indonesia. Dahulu, anak-anak bermain dengan menggunakan alat yang
seadanya. Namun kini, mereka sudah bermain dengan permainan-permainan berbasis
teknologi yang berasal dari luar negeri dan mulai meninggalkan mainan
tradisional. Seiring dengan perubahan zaman, permainan tradisional
perlahan-lahan mulai terlupakan oleh anak-anak Indonesia. Bahkan, tidak
sedikit dari mereka yang sama sekali belum mengenal permainan tradisional.
Monopoli
bukan merupakan permainan tradisional dari dalam negri, tapi permainan ini
banyak dikenal oleh anak anak sejak lama. Monopoli mungkin sebenarnya
mengadopsi permainan yang semula diciptakan oleh Elizabeth Magie, The
Landlord's Game, pada tahun 1904 yang ditujukan untuk memvisualisasikan
bagaimana para tuan tanah memperkaya dirinya. Seiring berkembangnya waktu,
monopoli mulai diadopsi oleh berbagai negara di dunia namun penjualannya belum
meluas. Di Amerika sendiri monopoli baru diperkenalkan pada tahun 1910 oleh The
Economic Game Company dan di Inggris pada tahun 1913 oleh The Newbie
Game Company dengan nama Brer Fox an' Brer Rabbit. Pada tahun 1935,
barulah monopoli dipatenkan dan dipasarkan secara meluas oleh Parker Brothers,
yang didaulat sebagai ‘Bapak Monopoli’ dunia.
Identifikasi masalah
Media
pendidikan dapat berupa buku-buku di perpustakaan, laboratorium, LCD, komputer
dan lain sebagainya. Pada umumnya, sekolah masih kurang memiliki media
tersebut, baik dalam jumlah maupun kualitas. Lengkapnya media pendidikan
merupakan kondisi belajar yang baik. Hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya
media pendidikan menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik.
Justru disinilah timbul masalah “bagaimana mengelola media pendidikan sehingga
terselenggara proses belajar yang berhasil baik.”
Media
pendidikan dalam proses belajar adalah sesuatu hal yang masih jarang digunakan
dalam proses pembelajaran sekolah dasar. Barang-barang tersebut dibeli
dengan uang pemerintah dan uang masyarakat. Maksud pembelian tersebut adalah
untuk mempermudah siswa belajar. Dengan tersedianya media pendidikan berarti
menuntut guru dan siswa dalam menggunakannya. Sebenarnya media yang digunakan
tidak harus mahal, bisa menggunanakn media sederhana tapi efektif dalam
pemanfaatannya. Peran guru dalam penggunaan media diantaranya adalah
mengorganisasikan belajar siswa sesuai dengan sarana dan prasarana secara tepat
guna dan memanfaatkan media untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan. Namun sepertinya 2 hal ini belum banyak
diterapkan oleh guru guru sekolah dasar di indonesia.
Pembatasan masalah
Masa
anak anak adalah masa dimana mereka mencari pengalaman, bermain, dan memeiliki
rasa ingin tahu yang tinggi. Untuk itu dalam proses pembelajaran diperlukan
adanya media pembelajaran yang dapat mencakup 3 hal terebut. Dalam hal ini
penggunaan monopoli sebagai media pembelejaran siswa SD (Sekolah Dasar) saya
rasa akan mencakup 3 hal tersebut. Monopoli memang bukan media pembelajaran
yang mahal namun jika digunakan secara efektif dan tepat guna pasti akan
memiliki efek positif yang besar.
Perumusan masalah
Dari
identifikasi dan pembatasan masalah diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1.
Karakteristik peserta didik sekolah dasar?
2.
Pemanfaatan media dalam lingkungan sekolah dasar?
3.
Penggunaan permainan monopoli dan manfaatnya bagi siswa
sekolah dasar?
Bab II
Pembahasan
A.
Karakteristik Peserta
Didik
Dalam
psikologi perkembangan, siswa sekolah dasar termasuk ke dalam masa kanak-kanak
akhir yaitu usia 6-12 tahun, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan
pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelektual
mereka. Pada masa ini juga seorang anak sudah mulai merasa siap untuk menerima
tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan menerima serta menyelesaikan
tuntutan itu. Selain itu, seorang anak juga sudah mulai mandi dan tidak terlalu
bergantung lagi dengan orang tua mereka. Kondisi inilah yang menjadikan
anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah.
1.
Ciri-ciri Perkembangan Masa kanak-kanak Akhir
·
Disebut
segabai usia tidak rapih karena mereka cenderung tidak memperdulikan atau
ceroboh dalam penampilan
·
Usia bertengkar
karena sering terjadi pertengkaran dengan teman-temannya latau dengan anggota keluarga.
·
Masa
menyulitkan karena anak-anak lebih menuruti teman-temannya daripada orang
tuanya
·
Usia sekolah
dasar, karena pada saat ini, seorang anak sudah mulai masuk sekolah dasar
·
Perhatian
utama hidup anak pada masa ini tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman
sebaya sebagai anggota kelompok
·
Anak-anak
ingin menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui kelompok dalam
penampilan, berbicara, dan perilaku lainnya
Perkembangan motorik anak pada masa ini
menjadi lebih halus dan terkoordinasi dengan baik. Anak laki-laki pada masa ini
juga biasanya lebih cekatan dibangding anak perempuan dalam hal perkembangan
motorik kasarnya. Pada saat anak memasuki usia sekolah dasar juga mereka mulai
memperoleh kendali yang lebih besar atas tubuhnya, seperti dapat duduk atau
berdiri dengan waktu yang cukup lama. Anak-anak juga mulai mamapu
memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, dan cepat, untuk
menghasilkan karya kerajinan yang bermutu atau memainkan instrumen musik. Dalam
hal ini, biasanya anak perempuan lebih menguasai keterampilan ini dibanding
anak laki-laki.
Selain itu terdapat juga perkembangan kognitif, Perkembangan kognitif pada masa ini sudah
lebih logis dan tidak egosentris lagi seperti saat masa anak-anak awal, seperti
sudah mampu berpikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi dengan baik.
Seorang anak juga sudah mulai mampu memperlihatkan kemajuan dalam konsep waktu
dan jarak walaupun pemahaman mereka mengenai angka masih terbatas. Kemampuan
tata bahasa anak pada masa ini juga meningkat, mereka sudah mulai dapat
menguasai lebih dari 2 bahasa dan sudah dapat diajarkan membaca dan menulis.
Sedangkan Menurut Partini S (1995) ciri-ciri khas anak SD
kelas rendah (I-III) usia antara 6 sampai dengan 9 tahun adalah:
- Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi
sekolah
- Suka memuji diri sendiri
- Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu, sesuatu dianggap tidak
penting
- Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, kalau menguntungkan
dirinya
- Suka meremehkan orang lain.
Sedangkan ciri-ciri khas siswa SD kelas tinggi (IV-VI)
usia 9-12 tahun adalah:
- Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari
- Ingin tahu, ingin belajar, realistis
- Timbul minat kepada pelajaran- pelajaran khusus
- Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajar di sekolah
- Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama, dan
mererka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
Bagi sebagian siswa sekolah
dasar, pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang cukup membosankan,
apalagi jika melihat ciri perkembangan diatas, bahwa anak usia sekolah dasar
menurut partini S (1995) yaitu Kalau
tidak dapat menyelesaikan sesuatu, sesuatu itu dianggap tidak penting. Jika
proses pembelajaran matematika yang seperti ini terus dibiarkan, maka secara
otomatis anak tidak akan menyukai pelajaran matematika sejak awal. Padahal
matematika merupakan mata pelajaran yang cukup penting.
Erikson mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar tertarik terhadap
pencapaian hasil belajar. Mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap
kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan
keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka
raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka
berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat mereka dalam
belajar.
Sedangkan
menurut Darmodjo (1992) anak usia sekolah dasar
adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual,
emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada
masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi
tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang
menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun
mereka dalam usia yang sama. Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan
seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman
belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang
ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi
pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain
itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan
pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam kelompok.
Selain dari itu karakteristik yang
dimiliki oleh anak tingkat SD antara lain:
1.
Senang bermain,
2.
Senang bergerak
3.
Senang bekerja dalam kelompok
4.
Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung.
5.
Anak cengeng
6.
Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
7.
Senang diperhatikan
8.
Senang meniru
B.
Manfaatan Media
di Sekolah Dasar
Pengertian Media Pembelajaran
Media
pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan
atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran
yang lebih optimal. Sedangkan menurut Briggs (1977) media
pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan
bahwa media pembelajaran adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras. media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting
sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi
tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga
tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah
komponen integral dari sistem pembelajaran.
Pemanfaatan
media pembelejaran yang menyenangkan di sekolah dasar di Indonesia masih sangat
rendah, khususnya didaerah pedesaan. Guru guru sekolah dasar masih terfokus
menggunakan buku teks pelajaran sebagai acuan dalam pembelajaran. Sehingga
proses pembelajaran lebih bersifat individual dan kontekstual yang menyebabkan
siswa tidak memiliki pengalaman secara langsung atau simulasi dari pengalaman
yang sebenarnya dari apa yang mereka pelajari dan kurang berinteraksi dengan teman
temannya, padahal menurut Darmodjo (1992) karakterististik siswa sekolah dasar
diantaranya adalah senang bekerja dalam kelompok sehingga selain siswa belajar
ia juga dapat membangun komunikasi yang baik dengan teman sebayanya, dan senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung, namun tetap dengan bimbingan
seorang guru.
Manfaat Media Pembelajaran
Jika program media itu
didesain dan dikembangkan secara baik, maka
fungsi itu akan dapat
diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Secara umum manfaat media
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara
guru dengan siswa
sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien.
Sedangkan secara lebih
khusus manfaat media pembelajaran adalah:
1.
Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan dengan bantuan media
pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat
mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.
2.
Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik media dapat menampilkan
informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun
manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi
lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
3.
Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan media akan terjadinya
komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara
satu arah.
4.
Efisiensi dalam waktu dan tenaga dengan media tujuan belajar akan lebih
mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru
tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan
sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
5.
Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa media pembelajaran dapat membantu
siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar
informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika
diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri
melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
6.
Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja media
pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan
kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung
seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan
waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
7.
Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar Proses
pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai
ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8.
Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Guru dapat
berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi
perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar
siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain
(edu-articles.com, 2010).
C.
Pemanfaatan Permainan
Monopoli Untuk Siswa Sekolah Dasar
Permainan Monopoli
Sebagaimana telah
dijelaskan diatas bahwa sejarah singkat permainan monopoli dimulai sejak permainan yang semula diciptakan oleh Elizabeth Magie, The
Landlord's Game, pada tahun 1904 yang ditujukan untuk memvisualisasikan
bagaimana para tuan tanah memperkaya dirinya. Seiring berkembangnya waktu,
monopoli mulai diadopsi oleh berbagai negara di dunia namun penjualannya belum
meluas. Di Amerika sendiri monopoli baru diperkenalkan pada tahun 1910
oleh The Economic Game Company dan di Inggris pada tahun 1913
oleh The Newbie Game Company dengan nama Brer Fox an' Brer
Rabbit. Pada tahun 1935, barulah monopoli dipatenkan dan dipasarkan secara
meluas oleh Parker Brothers, yang didaulat sebagai ‘Bapak Monopoli’ dunia.
contoh permainan monopoli:
Monopoli terdiri dari beberapa property diantaranya:
1.
Bidak
Bidak ini difungsikan untuk mewakili pemain. Dalam kotak Monopili biasanya tersedia sepuluh bidak yang bentuknya bermacam-macam.
Bidak ini difungsikan untuk mewakili pemain. Dalam kotak Monopili biasanya tersedia sepuluh bidak yang bentuknya bermacam-macam.
2.
Dadu
Dadu yang dibutuhkan berjumlah dua dengan enam sisi.
Dadu yang dibutuhkan berjumlah dua dengan enam sisi.
3.
Papan permainan
Papan permainan Monopoli terdiri dari petak-petak diantaranya:
Papan permainan Monopoli terdiri dari petak-petak diantaranya:
-
22 tempat, dibagi menjadi 8 kelompok berwarna dengan
masing-masing dua atau tiga tempat. Seorang pemain harus menguasai satu
kelompok warna sebelum ia boleh membeli rumah atau hotel.
-
4 stasiun kereta. Pemain memperoleh sewa lebih tinggi bila ia
memiliki lebih dari satu stasiun. Tapi di atas stasiun tidak boleh dibangun
rumah atau hotel.
-
2 perusahaan, yaitu perusahaan listrik dan perusahaan air.
Pemain memperoleh sewa lebih tinggi bila ia memiliki keduanya. Rumah dan hotel
tidak boleh dibangun di atas perusahaan.
-
Petak-petak Dana Umum dan Kesempatan. Pemain yang mendarat di
atas petak ini harus mengambil satu kartu dan menjalankan perintah di atasnya.
4.
Uang-uangan Monopoli
500 = 2 lembar
100 = 4 lembar
50 = 1 lembar
20 = 1 lembar
10 = 2 lembar
5 = 1 lembar
1 = 5 lembar
100 = 4 lembar
50 = 1 lembar
20 = 1 lembar
10 = 2 lembar
5 = 1 lembar
1 = 5 lembar
5.
32 rumah dan 12 hotel dari kayu atau plastik. Rumah biasanya
berwarna hijau sedangkan hotel berwarna merah.
6.
Kartu-kartu Dana Umum dan Kesempatan.
CARA BERMAIN
1.
Siapkan papan
permainan, bidak, dadu, uang dan kartu monopoli.
2.
Bagi uang monopoli sesuai dengan ketentuan permainan.
3.
Tempatkan kartu Dana
Umum dan Kesempatan di kotak yang telah disediakan.
4.
Tempatkan bidak pemain di kotak Star.
5.
Kocok pemain pertama, kedua, ketiga, dst.
6.
Lempar dadu dan langkahkan bidak sesuai dengan angka dadu
ayng didapatkan. Lakukan secara bergantian.
7.
Pemain dapat membeli petak sesuai dengan harga yang tertera
pada papan.
8.
Pemain yang bidaknya menginjak petak pemain lain harus
membayar pajak/harga sewa sesuai dengan harga yang ditentukan.
9.
Cara bermain secara
lengkap dan detil biasanya tertera pada dus permainan.
Penerapan dan manfaatnya
Penerapan permainan
monopoli dalam pembelajaran sangat mudah, pada pelajaran matematika guru bisa menggunakan
permainan monopoli ini untuk membuat situasi pembelajaran menjadi lebih menarik
sehingga pelajaran matematika yang menjadi momok menakutkan bagis siswa sekolah
dasar berubah mmenjadi menyenangkan. Pada awal penerapanya sebaiknya guru
menjelaskan aturan main monopoli ini, agar siswa memiliki gambaran jelas
tentangpermainan ini, dan agar siswa sekolah dasar yang belum mengenal
permainan ini, bisa menjadi paham.
Bentuk siswa menjadi
beberapa kelompok, idealnya 1 kelompok terdiri dari 4 orang. Biarkan anak anak
bermain, berpikir dan berkomunikasi dengan teman sebayanya. Ketika siswa sedang
bermain monopoli guru tetap melalukan bimbingan dan pengawasan. Buat peserta
didik nyaman dengan permainan yang sedang berlangsung.
Permainan monopoli
memiliki beberapa manfaat bagi siswa sekolah dasar, yaitu:
1.
Bisa belajar tentang uang
Bermain
monopoly pada anak tentunya bisa membantu anak untuk mengenal dan belajar
menghitung uang, berapa uang yang harus dikeluarkan untuk membeli baik membeli
tanah, membeli rumah, hotel pada permainan tersebut sehingga siswa dituntun
untuk bisa berhitung. Selain itu, anak juga sekaligus dapat belajar menghitung karena
permainan ini sarat dengan ilmu ekonomi sederhana.
2.
Belajar Memanage Uang
Dalam
permainan ini siswa dituntut untuk mampu memanage uang dengan
baik, sehingga ketika mengalami kerugian atau kebangkrutan. siswa bisa belajar bagamiana
meminimalisir hutang. Karena semakin banyak hutang, tidak mampu
membayar dan bangkrut tentunya akan kalah. Dengat begitu secara tidak
langsung siswa
juga diajarkan untuk berhemat dengan uang yang dia punya.
3.
Belajar membangun komunikasi
Pada saat siswa bermain monopoli ia
juga akan belajar untuk membangun komunikasi dengan teman sebayanya, karena
melalui komunikasi yang berlangsung saat bermain, akan ada proses bertukar ilmu
dan bertukar pendapat, selain itu ada siswa yang memiliki karakteristik lebih
nyaman belajar dengan teman sebaya.
4.
Belajar menentukan tujuan dan strategi berpikir
Seperti permainan lainnya, Monopoly memiliki
tujuan yang jelas. Bagi kebanyakan orang, tujuannya bisa membuat pemain lain
bangkrut atau memenangkan permainan. Setelah menentukan tujuan, baru Anda bisa
membuat rencana untuk menjalankannya. Seperti halnya hidup, siswa juga harus mengetahui rencana keuangannya di masa yang akan datang. Jika tak
memiliki rencana, kemungkinanakan kesusahan
mengatur keuangan di waktu mendatang. Selain itu juga kemampuan
menentukan tujuan dan strategi berpikir juga dapat membantu siswa pada saat
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, SMP (sekolah menengah pertama)
misalnya.
Permainan monopoli ini
tidak berdiri sendiri, maksudnya perlu ada tindakan pendukung untuk
mensukseskan penyampaian pembelajaran kepada siswa, evaluasi atau pemberian
soal soal kepada siswa perlu dilakukan setelah permainan, tujuannya agar guru
dapat mengetahui sejauh mana peningkatan atau daya serap siswa melalui permainan
tersebut, selain itu sebelum permainan perlu ada sosialisasi kepada siswa
tentang tujuan permainan ini, agar siswa akan lebih serius dalam melakukan
permainan monopoli ini untuk pembelajaran.
Bab III
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Media dalam pembelajaran
merupakan salah satu aspek penting dalam menunjang keberhasilan proses
pembelajaran. Keberhasilan tersebut juga didukung oleh kemampuan guru sebagai
tenaga pengajar untuk memanfaatkan media yang ada untuk dimasukkan kedalam
pembelajaran. Media yang digunakan tidak harus media yang rumit dan berbiaya
mahal, media sederhana, ataupun media yang dibuat dari barang barang yang sudah
tidak terpakai juga dapat digunakan, selama digunakan dengan tepat.
Permainan monopoli cukup
banyak memiliki manfaat seperti yang sudah saya jelaskan diatas, tidak hanya
sebatas permainan mengocok dadu, monopoli juga bisa diterapkan dalam
pembelajaran untuk siswasekolah dasar khususnya. Karena anak-anak bisa belajar
sambil bermain, sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar
yang masih senang bermain untuk mencari pengalamannya sendiri.
Saran
Untuk menghindari
kejenuhan yang sering melanda siswa ketika akan menghadapi mata pelajaran
matematika, permainan monopoli ini cukup efektif digunakan, dibanding harus
belajar hanya terfokus pada satu sumber atau media yang digunakan. Tidak
menutup kemungkinan jika permainan monopoli ini diterapkan dalam pembelajaran
siswa sekolah dasar maka akan mengubah pemikiran yang menyeramkan tentang
matematika menjadi lebih menyenangkan. Tidak bisa diterapkan pada mata
pelajaran matematika permainan monopoli juga bisa diterapkan pada mata
pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dengan sedikit memodifikasi permainan
monopoli menjadi sebuah miniatur kehidupan yang akan mereka jalani. Selain itu
juga bisa digunakan untuk melatih pengembangan diri siswa sekolah dasar dalam
hal menentukn tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar