Tata cara menulis
buku teks pelajaran
Dalam penulisan buku teks pelajaran terdapat beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan antara lain prinsip relevansi, konsistensi, dan
kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya
relevan dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai. Prinsip
konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat
macam maka bahasan yang ada pada buku juga harus meliputi empat macam. Prinsip
kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu
peserta diklat menguasai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh
terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan
kurang membantu mencapai kompetensi standar sebaliknya jika terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajari.
Bagian-bagian buku dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
bagian pendahuluan yang berisi kata pengantar, daftar isi, penjelasan tujuan
buku pelajaran, petunjuk penggunaan buku, petunjuk pengerjaan soal; lalu bagian
isi yang berisi Judul bab atau topik isi bahasan, uraian singkat isi pokok
bahasan, penjelasan tujuan bab, uraian isi pelajaran, penjelasan teori, sajian
contoh, ringkasan isi buku, soal latihan dan kunci jawaban soal latihan;
terakhir bagian penunjang yang berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
Ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan saat menulis sebuah buku teks, ini menjadi penting karena jika
aspek-aspek ini diabaikan maka akan membuat sebuah buku terasa tidak sempurna,
atau bahkan menjadi tidak layak naik cetak, karena aspek ini berkenaan dengan
keindahan, konsistensi, dan kecukupan seperti yang sudah dijelaskan di atas.
1.
Aspek
Isi atau Materi Pelajaran
a.
Aspek ini merupakan bahan
pembelajaran yang disajikan di dalam buku pelajaran.
b.
Kriteria materi harus
spesifik, jelas, akurat, dan mutakhir dari segi penerbitan.
c.
Informasi yang disajikan
tidak mengandung makna yang bias.
d.
Kosakata, struktur kalimat,
panjang paragraf, dan tingkat kemenarikan sesuai dengan minat dan kognisi
siswa.
e.
Rujukan yang digunakan,
dicantumkan sumbernya.
f.
Ilustrasi harus sesuai
dengan teks.
g.
Peta, tabel, dan grafik
harus sesuai dengan teks, harus akurat, dan sederhana.
h.
Perincian materi harus
sesuai dengan kurikulum.
i.
Perincian materi harus
memperhatikan keseimbangan dalam penyebaran materi, baik yang berkenaan dengan
pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan proses,
latihan dan praktik, tes keterampilan maupun pemahaman.
2.
Aspek
Penyajian Materi
Aspek ini merupakan aspek tersendiri
yang harus diperhatikan dalam buku pelajaran. Berkenaan dengan penyajian:
a. tujuan
pembelajaran,
b. keteraturan
urutan dalam penguraian,
c. kemenarikan
minat dan perhatian siswa,
d. kemudahan
dipahami,
e. keaktifan
siswa,
f. hubungan
bahan, serta
g. latihan
dan soal.
3.
Aspek
Bahasa dan Keterbacaan
a.
Aspek bahasa merupakan
sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat, paragraph,
dan wacana.
b.
Aspek keterbacaan berkaitan
dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraph, dan wacana) bagi
kelompok atau tingkatan siswa. Ada tiga ide utama yang terkait dengan
keterbacaan, yakni:
1) Kemudahan
membaca (berhubungan dengan bentuk tulisan atau tipografi, ukuran huruf, dan
lebar spasi) yang berkaitan dengan aspek grafika;
2) Kemenarikan
(berhubungan dengan minat pembaca, kepadatan ide bacaan, dan penilaian
keindahan gaya tulisan) yang berkaitan dengan aspek penyajian materi;
3) Kesesuaian
(berhubungan dengan kata dan kalimat, panjang-pendek, frekuensi, bangun
kalimat, dan susunan paragraf) yang berkaitan dengan bahasa dan keterbacaan.
Geene
dan Pety (dalam Tarigan, 1986: 21) menyodorkan sepuluh kategori yang harus
dipenuhi buku teks yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut sebagai berikut.
·
Buku teks haruslah menarik
minat siswa yang mempergunakannya.
·
Buku teks haruslah mampu
memberikan motivasi kepada para siswa yang memakainya.
·
Buku teks haruslah memuat
ilustrasi yang menarik siswa yang memanfaatkannya.
·
Buku teks seyogyanya
mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para
siswa yang memakainya.
·
Isi buku teks haruslah
berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau
dapat menunjangnya dengan terencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan
yang utuh dan terpadu.
·
Buku teks haruslah dapat
menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang
mempergunaknnya.
·
Buku teks haruslah dengan
sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa,
agar tidak embuat bingung siswa yang memakainya.
·
Buku teks haruslah mempunyai
sudut pandang atau ”point of view” yang jelas dan tegas sehingga ada akhirnya
juga menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia.
·
Buku teks haruslah mamu
memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.
·
Buku teks haruslah dapat
menghargai perbedaan - perbedaan pribadi para
pemakainya.
Untuk
menulis buku pengayaan, seorang penulis sebaiknya memahami langkah-langkah di
bawah ini.
·
Memahami dengan baik SKKD
sesuai dengan jenjang pendidikan.
·
Mengidentifikasi komponen
SKKD yang masih memerlukan buku pengayaan.
·
Menyusun mind set (semacam
daftar isi).
·
Mengumpulkan bahan.
·
Mengembangkan bahan sesuai
dengan yang telah dibuat.
·
Meminta pihak ketiga untuk
memberi masukan atau input.
·
Buku siap dicetak.
Setelah mengetahui tentang aspek aspek apa saja yang
harus dipahami ketika akan menulis sebuah buku, maka diakhir akan diberikan
beberapa tips yang saya kutip dari beberapa sumber, yaitu:.
·
Sederhanakan
Isi buku ajar sebaiknya disederhanakan konsepnya sehingga mudah dipahami siswa. Rumus lebih sulit dipahami dari pada logika rumus itu. Kata tertentu lebih susah dipahami di bandingkan kata lain yang akrab dengan anak. Gunakan bahasa yang sederhana dan lugas yang sesuai dengan bahasa siswa dan jenjang pendidikannya, sehingga siswa akan lebih merasa nyaman membaca buku karena mudah dipahami.
Isi buku ajar sebaiknya disederhanakan konsepnya sehingga mudah dipahami siswa. Rumus lebih sulit dipahami dari pada logika rumus itu. Kata tertentu lebih susah dipahami di bandingkan kata lain yang akrab dengan anak. Gunakan bahasa yang sederhana dan lugas yang sesuai dengan bahasa siswa dan jenjang pendidikannya, sehingga siswa akan lebih merasa nyaman membaca buku karena mudah dipahami.
·
Gunakan Bahasa Baku
Penulis buku ajar haruslah menguasai tata bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga memberikan makna tunggal untuk pengungkapan konsep. Kata baku lebih mengacu kepada konsep dan berlogika. Penguasaan bahasa merupakan syarat pertama setelah penguasaan bidang ilmu yang akan ditulis sehingga mampu mengungkapkan pikiran dengan jelas, cermat dan mudah dipahami. Buku teks pelajaran sangat berbeda dengan buku novel atau komik, buku komik atau novel merupakan buku yang berfungsi sebagai hiburan, bahkan kdang ceritanya diangkat dari kiah nyata sang penulis atau oirang lain, sehingga kata atau bahasa yang digunakan pun menggukan bahasa sehari hari. Sedangkan buku teks merupakan buku yang isinya akan dicernak oleh peserta didik sebagai ilmu, sehingga bahasa yang digunakan haruslah menggunakan bahasa yang baku, sesuai dengan usianya.
Penulis buku ajar haruslah menguasai tata bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga memberikan makna tunggal untuk pengungkapan konsep. Kata baku lebih mengacu kepada konsep dan berlogika. Penguasaan bahasa merupakan syarat pertama setelah penguasaan bidang ilmu yang akan ditulis sehingga mampu mengungkapkan pikiran dengan jelas, cermat dan mudah dipahami. Buku teks pelajaran sangat berbeda dengan buku novel atau komik, buku komik atau novel merupakan buku yang berfungsi sebagai hiburan, bahkan kdang ceritanya diangkat dari kiah nyata sang penulis atau oirang lain, sehingga kata atau bahasa yang digunakan pun menggukan bahasa sehari hari. Sedangkan buku teks merupakan buku yang isinya akan dicernak oleh peserta didik sebagai ilmu, sehingga bahasa yang digunakan haruslah menggunakan bahasa yang baku, sesuai dengan usianya.
·
Mulailah dari Dekat
Yang dimaksud dari dekat adalah aspek yang ada dalam lingkungan siswa. Umpamanya, guru akan menulis unsur tanah, materi buku ajar dimulai dari tanah yang pernah dilihat siswa. Jika kita dapat memulai buku dari yang dikenal siswa, konsep yang akan diberikan akan mudah dikenali dan dipahami siswa. Peserta didik khususnya pada jenjang dasar dan menengah pertama selalu menghubungkan apa yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari hari, untuk itu tulislah suatu kasus atau masalah, dan contoh yang sesuai dengan kehidupan sehari hari.
Yang dimaksud dari dekat adalah aspek yang ada dalam lingkungan siswa. Umpamanya, guru akan menulis unsur tanah, materi buku ajar dimulai dari tanah yang pernah dilihat siswa. Jika kita dapat memulai buku dari yang dikenal siswa, konsep yang akan diberikan akan mudah dikenali dan dipahami siswa. Peserta didik khususnya pada jenjang dasar dan menengah pertama selalu menghubungkan apa yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari hari, untuk itu tulislah suatu kasus atau masalah, dan contoh yang sesuai dengan kehidupan sehari hari.
·
Buatlah Peta Pikiran atau peta konsep
Untuk mempermudah menjaring cakupan materi buku ajar yang akan ditulis, peta pikiran dapat membantunya. Tulislah topik utama di tengah kemudian buatlah topik-topik terkait untuk melingkari topik utama. Peta pikiran sangat membantu penulis untuk membuat kerangka buku ajar.
Untuk mempermudah menjaring cakupan materi buku ajar yang akan ditulis, peta pikiran dapat membantunya. Tulislah topik utama di tengah kemudian buatlah topik-topik terkait untuk melingkari topik utama. Peta pikiran sangat membantu penulis untuk membuat kerangka buku ajar.
·
Bersoleklah di Perwajahan
Perwajahan buku, termasuk pilihan huruf, tabel, ilustrasi, dan warna yang digunakan perlu disolek agar menarik bagi siswa. Perwajahan yang baik akan memberikan motivasi pembaca untuk membaca dan membaca terus. Sebaliknya, buku yang jelek dalam perwajahan akan dijauhi siswa karena membosankan. Tampilan buku yang menarik akan lebih digemari peserta didik, tampilan tersebut meliputi cover, huruf, paragraf, konten maupun gambar atau ilustrasi yang mendukung materi didalamnya
Perwajahan buku, termasuk pilihan huruf, tabel, ilustrasi, dan warna yang digunakan perlu disolek agar menarik bagi siswa. Perwajahan yang baik akan memberikan motivasi pembaca untuk membaca dan membaca terus. Sebaliknya, buku yang jelek dalam perwajahan akan dijauhi siswa karena membosankan. Tampilan buku yang menarik akan lebih digemari peserta didik, tampilan tersebut meliputi cover, huruf, paragraf, konten maupun gambar atau ilustrasi yang mendukung materi didalamnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar