Senin, 29 September 2014

Tata cara menulis buku teks pelajaran

Tata cara menulis buku teks pelajaran
Dalam penulisan buku teks pelajaran terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai. Prinsip konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam maka bahasan yang ada pada buku juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta diklat menguasai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajari.
Bagian-bagian buku dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan yang berisi kata pengantar, daftar isi, penjelasan tujuan buku pelajaran, petunjuk penggunaan buku, petunjuk pengerjaan soal; lalu bagian isi yang berisi Judul bab atau topik isi bahasan, uraian singkat isi pokok bahasan, penjelasan tujuan bab, uraian isi pelajaran, penjelasan teori, sajian contoh, ringkasan isi buku, soal latihan dan kunci jawaban soal latihan; terakhir bagian penunjang yang berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan saat menulis sebuah buku teks, ini menjadi penting karena jika aspek-aspek ini diabaikan maka akan membuat sebuah buku terasa tidak sempurna, atau bahkan menjadi tidak layak naik cetak, karena aspek ini berkenaan dengan keindahan, konsistensi, dan kecukupan seperti yang sudah dijelaskan di atas.
1.      Aspek Isi atau Materi Pelajaran
a.    Aspek ini merupakan bahan pembelajaran yang disajikan di dalam buku pelajaran. 
b.    Kriteria materi harus spesifik, jelas, akurat, dan mutakhir dari segi penerbitan.
c.    Informasi yang disajikan tidak mengandung makna yang bias. 
d.    Kosakata, struktur kalimat, panjang paragraf, dan tingkat kemenarikan sesuai dengan minat dan kognisi siswa.
e.    Rujukan yang digunakan, dicantumkan sumbernya.
f.     Ilustrasi harus sesuai dengan teks.
g.    Peta, tabel, dan grafik harus sesuai dengan teks, harus akurat, dan sederhana.
h.    Perincian materi harus sesuai dengan kurikulum.
i.      Perincian materi harus memperhatikan keseimbangan dalam penyebaran materi, baik yang berkenaan dengan pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan proses, latihan dan praktik, tes keterampilan maupun pemahaman.
2.    Aspek Penyajian Materi
Aspek ini merupakan aspek tersendiri yang harus diperhatikan dalam buku pelajaran. Berkenaan dengan penyajian: 
a.      tujuan pembelajaran, 
b.      keteraturan urutan dalam penguraian, 
c.      kemenarikan minat dan perhatian siswa, 
d.      kemudahan dipahami, 
e.      keaktifan siswa, 
f.       hubungan bahan, serta
g.      latihan dan soal.
3.    Aspek Bahasa dan Keterbacaan
a.      Aspek bahasa merupakan sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat, paragraph, dan wacana.
b.      Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraph, dan wacana) bagi kelompok atau tingkatan siswa. Ada tiga ide utama yang terkait dengan keterbacaan, yakni:
1)    Kemudahan membaca (berhubungan dengan bentuk tulisan atau tipografi, ukuran huruf, dan lebar spasi) yang berkaitan dengan aspek grafika;
2)    Kemenarikan (berhubungan dengan minat pembaca, kepadatan ide bacaan, dan penilaian keindahan gaya tulisan) yang berkaitan dengan aspek penyajian materi;
3)    Kesesuaian (berhubungan dengan kata dan kalimat, panjang-pendek, frekuensi, bangun kalimat, dan susunan paragraf) yang berkaitan dengan bahasa dan keterbacaan.
Geene dan Pety (dalam Tarigan, 1986: 21) menyodorkan sepuluh kategori yang harus dipenuhi buku teks yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut sebagai berikut.
·         Buku teks haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya.
·         Buku teks haruslah mampu memberikan motivasi kepada para siswa yang memakainya.
·         Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik siswa yang memanfaatkannya.
·         Buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.
·         Isi buku teks haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan terencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.
·         Buku teks haruslah dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunaknnya.
·         Buku teks haruslah dengan sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak embuat bingung siswa yang memakainya.
·         Buku teks haruslah mempunyai sudut pandang atau ”point of view” yang jelas dan tegas sehingga ada akhirnya juga menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia.
·         Buku teks haruslah mamu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.
·         Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan - perbedaan pribadi para pemakainya.
Untuk menulis buku pengayaan, seorang penulis sebaiknya memahami langkah-langkah di bawah ini.
·         Memahami dengan baik SKKD sesuai dengan jenjang pendidikan.
·         Mengidentifikasi komponen SKKD yang masih memerlukan buku pengayaan.
·         Menyusun mind set (semacam daftar isi).
·         Mengumpulkan bahan.
·         Mengembangkan bahan sesuai dengan yang telah dibuat.
·         Meminta pihak ketiga untuk memberi masukan atau input.
·         Buku siap dicetak.
Setelah mengetahui tentang aspek aspek apa saja yang harus dipahami ketika akan menulis sebuah buku, maka diakhir akan diberikan beberapa tips yang saya kutip dari beberapa sumber, yaitu:. 
·         Sederhanakan
Isi buku ajar sebaiknya disederhanakan konsepnya sehingga mudah dipahami siswa. Rumus lebih sulit dipahami dari
pada logika rumus itu. Kata tertentu lebih susah dipahami di bandingkan kata lain yang akrab dengan anak. Gunakan bahasa yang sederhana dan lugas yang sesuai dengan bahasa siswa dan jenjang pendidikannya, sehingga siswa akan lebih merasa nyaman membaca buku karena mudah dipahami.
·         Gunakan Bahasa Baku     
Penulis buku ajar haruslah menguasai tata bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga memberikan makna tunggal untuk pengungkapan konsep. Kata baku lebih mengacu kepada konsep dan berlogika. Penguasaan bahasa merupakan syarat pertama setelah penguasaan bidang ilmu yang akan ditulis sehingga mampu mengungkapkan pikiran dengan jelas, cermat dan mudah dipahami.
Buku teks pelajaran sangat berbeda dengan buku novel atau komik, buku komik atau novel merupakan buku yang berfungsi sebagai hiburan, bahkan kdang ceritanya diangkat dari kiah nyata sang penulis atau oirang lain, sehingga kata atau bahasa yang digunakan pun menggukan bahasa sehari hari. Sedangkan buku teks merupakan buku yang isinya akan dicernak oleh peserta didik sebagai ilmu, sehingga bahasa yang digunakan haruslah menggunakan bahasa yang baku, sesuai dengan usianya.
·         Mulailah dari Dekat
Yang dimaksud dari dekat adalah aspek yang ada dalam lingkungan siswa. Umpamanya, guru akan menulis unsur tanah, materi buku ajar dimulai dari tanah yang pernah dilihat siswa. Jika kita dapat memulai buku dari yang dikenal siswa, konsep yang akan diberikan akan mudah dikenali dan dipahami siswa.
Peserta didik khususnya pada jenjang dasar dan menengah pertama selalu menghubungkan apa yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari hari, untuk itu tulislah suatu kasus atau masalah, dan contoh yang sesuai dengan kehidupan sehari hari.
·         Buatlah Peta Pikiran atau peta konsep  
Untuk mempermudah menjaring cakupan materi buku ajar yang akan ditulis, peta pikiran dapat membantunya. Tulislah topik utama di tengah kemudian buatlah topik-topik terkait untuk melingkari topik utama. Peta pikiran sangat membantu penulis untuk membuat kerangka buku ajar.
·         Bersoleklah di Perwajahan           
Perwajahan buku, termasuk pilihan huruf, tabel, ilustrasi, dan warna yang digunakan perlu disolek agar menarik bagi siswa. Perwajahan yang baik akan memberikan motivasi pembaca untuk membaca dan membaca terus. Sebaliknya, buku yang jelek dalam perwajahan akan dijauhi siswa karena membosankan.
Tampilan buku yang menarik akan lebih digemari peserta didik, tampilan tersebut meliputi cover, huruf, paragraf, konten maupun gambar atau ilustrasi yang mendukung materi didalamnya








Tidak ada komentar:

Posting Komentar